Rangka atap baja ringan saat ini sangat populer digunakan. Karena mudah dibangun, murah, dan kuat serta tahan karat. Tapi jika terjadi kebocoran kabel listrik, karena digigit tikus misalnya, dan menyentuh rangka baja ringan. Maka arus listrik akan menyebar ke seluruh rangka. Bahkan arus listrik mengalir ke genteng metal dan atap spandek, jika menggunakan atap tersebut.
Salah satu cara untuk memperkecil resiko jika terjadi kebocoran arus listrik pada baja ringan, adalah dengan membuang arus listrik pada baja ringan tersebut ke tanah yang dinamakan pembumian atau pentanahan (earthing, grounding).
Pembumian earthing sebenarnya agak berbeda dengan pembumian grounding. Earthing berarti sirkuit terhubung secara fisik ke Bumi, sehingga tegangannya Nol Volt ke Bumi.
Grounding tidak terhubung secara fisik ke Bumi, tetapi tegangannya adalah Nol Volt ke titik lain mana pun di sirkuit. Namun istilah grounding lebih populer. Grounding dapat berupa koneksi ke bodi atau badan perangkat.
Jika rangka baja tersebut cukup besar, dan permukaan baja yang menempel pada dinding cukup luas, maka pembumian biasanya sudah cukup. Tapi akan lebih baik dan lebih aman, jika pembumian dipastikan dengan menyambung rangka baja ke konduktor listrik yang tertanam ke tanah.
Pembumian yang baik biasanya menggunakan batang tembaga yang ditanam ke dalam tanah. Besi beton yang ditanam dan dicor pada tiang beton, bisa digunakan sebagai pembumian. Pada foto di bawah tampak besi beton yang menonjol di ujung atas tiang beton.
Besi beton yang menonjol seperti foto tersebut biasanya banyak terdapat di ujung atas dinding. Sehingga dapat dengan mudah disambung kabel ke rangka atap baja ringan.
Perlu diperhatikan bahwa besi beton yang akan digunakan sebagai pembumian harus tertutup dengan baik, tidak terletak di kamar mandi ataupun di tempat lembab lainnya yang sering dilalui orang. Hal ini bertujuan mencegah ada orang yang kesetrum jika terjadi kebocoran listrik.
Pada kamar mandi, adanya resiko arus listrik mengalir ke tubuh orang yang basah di kamar mandi, bukan mengalir ke tanah. Hal ini bisa sangat berbahaya.
Perlu dipastikan apakah besi beton tersebut cukup baik jika digunakan sebagai pembumian. Caranya dengan menyambung sebuah lampu dengan kabel listrik dari jaringan PLN. Pada foto di bawah lampu yang digunakan adalah lampu LED berdaya 9 watt.
Pada foto di atas, lampu hanya tersambung dengan kabel fasa (api, tegangan) dari jaringan PLN, kabel ini berwarna hitam. Sedangkan kabel lainnya berwarna kuning dari lampu terhubung dengan besi beton. Jika pembumian baik, maka lampu akan menyala terang, walau kabel merah (netral) dari jaringan tidak terhubung ke lampu. Kabel fasa adalah kabel listrik yang dapat menyalakan lampu pada test pen. Kabel ini dapat menyebabkan kesetrum jika disentuh.
Biasanya besi beton tertutup kotoran, semen, dan sedikit karat permukaan. Bersihkan dengan kikir, bisa juga dibersihkan dengan kertas amplas.
Sambung baja ringan dengan mencantumkan kabel listrik ke salah satu sekrup pada baja ringan. Seperti pada foto di bawah, kabel kuning tersambung ke rangka baja ringan.
Lalu kabel tersebut dihubungkan pada besi beton, dan dikunci dengan klem plat baja.
Sebaiknya sambungan pada besi beton ditutup dengan gemuk (grease, vaselin), boleh juga diolesi dengan oli bekas, atau dicat dengan cat anti karat. Agar tidak terkena udara untuk mencegah oksidasi yang dapat menimbulkan karat pada besi beton dan klem.
Jika sambungan pembumian sudah baik. Maka lampu yang dibumikan pada rangka baja dapat menyala dengan terang, seperti foto di bawah ini.
Tampak kabel hitam dari jaringan listrik terhubung dengan lampu, dan kabel kuning dari lampu tercantum pada rangka baja ringan. Sedangkan kabel merah dari jaringan listrik tidak terhubung, dibiarkan terputus.
Cara pembumian dengan besi tiang beton ini dapat juga diterapkan untuk pembumian perangkat elektronik seperti: televisi (TV), komputer, kulkas, mesin cuci, amplifier (pengeras suara), penyejuk udara (AC), radio komunikasi, dan berbagai perangkat lainnya.
Jika telah terjadi kebocoran arus listrik, saat rangka atap telah dibumikan dengan baik, maka arus listrik pada rangka baja tidak bisa dideteksi dengan test pen. Jika sekring MCB yang digunakan sensitif, bisa memutus saat terjadi kebocoran arus ke rangka baja, tapi tidak selalu terjadi seperti itu.
Salah satu cara menguji kebocoran arus adalah dengan mematikan semua beban listrik, seperti: lampu, pompa air, ac, kulkas, penanak nasi (rice cooker), kompor listrik, TV, dan lain-lain. Tapi semua sekring MCB tetap dibiarkan tersambung.
Jika meteran listrik masih bergerak maka berarti ada kebocoran arus. Akan lebih akurat jika menggunakan clampmeter untuk mengukur arus listrik yang mengalir pada kabel utama dari tiang listrik yang menuju meteran listrik. Tidak boleh ada arus listrik pada kabel utama saat semua beban dimatikan.
Jika memang terindikasi adanya kebocoran arus ke rangka baja. Tetap matikan semua beban listrik. Lalu matikan satu per satu sekring MCB, sambil dicek apakah meteran listrik berhenti menghitung. Saat meteran listrik berhenti menghitung setelah MCB dimatikan, maka pada jalur MCB tersebutlah ada kabel yang bocor dan menempel pada rangka baja.
Tanah yang lembab biasanya bagus untuk pembumian, sehingga konduktor pembumian bisa di tanam di tanah yang berair seperti saluran pembuangan air. Tapi saluran pembuangan biasanya kotor dan bisa merusak konduktor.
Pembumian boleh juga disambung pada pipa air metal (besi, baja galvanis, tembaga) yang tertanam di dalam tanah. Tapi tetap harus dijauhkan dari area yang sering dilalui orang.
Karena atap sudah dibumikan, maka juga akan membantu menyalurkan energi listrik jika atap tersambar petir.
No comments:
Post a Comment
Your positive comment will be highly appreciated to improve this site